Puasa Nabi Idris: Niat, Manfaat, Dalil, dan Hukumnya

puasa nabi idris

Banyak umat Islam yang ingin memperdalam ibadah sunnah melalui amalan puasa. Kita mengenal puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh, hingga puasa Nabi Daud.

Sebagian orang hanya pernah mendengar sekilas tentang puasa Nabi Idris, tetapi belum memahami niat, manfaat, maupun dalil yang mendasarinya. 

Artikel ini hadir untuk menjawab hal tersebut secara lengkap.

Siapa Nabi Idris AS?

Nabi Idris AS adalah nabi yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:

“Ceritakanlah (Nabi Muhammad kisah) Idris di dalam Kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia adalah orang yang sangat benar dan membenarkan lagi seorang nabi. Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi”.(QS. Maryam: 56-57)

Nabi Idris adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang harus umat islam ketahui. Dan merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam dan Siti Hawa.

Banyak mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Idris seperti pengetahuan yang dalam bahkan dikenal sebagai Nabi yang pertama kali menulis dengan pena.

Apa Itu Puasa Nabi Idris?

Puasa Nabi Idris merujuk pada riwayat dari kita Qashash Al-Anbiya dari Ibnu Katsir dijelaskan bahwa beliau sangat rajin berpuasa, bahkan ada yang menyebut hampir setiap hari atau biasa dikenal dengan puasa Dahr, beliau berpuasa sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Lalu berapa lama Nabi Idris berpuasa?

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa Nabi Idris melakukannya setiap hari, namun kami belum menemukan berapa tahun atau berapa lama Nabi Idris menjalankan ini.

Kecuali hari-hari diharamkannya puasa seperti Idul Fitri, Idul Adha dan hari lain yang diharamkan.

Hukum Puasa Idris

Hukum puasa ini seperti hukum pada sunnah-sunnah lainnya, artinya tidak wajib dilakukan dan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Misalnya tidak berpuasa di hari dimana haram untuk berpuasa.

Merujuk dari beberapa sumber, Rasulullah pernah menjelaskan tentang Shaum Ad-Dhar atau puasa sepanjang tahun yang artinya : 

“Dari Abi Qatadah beliau berkata: Ditanyakan (kepada Nabi), Ya Rasul, bagaimana tentang orang yang puasa sepanjang tahun? Beliau lalu menjawab: Tidak ada puasa dan tidak ada berbuka.” (H.R. Muslim).

Selain itu, dari sumber yang kami temukan, Syekh Khatib Asy-Syirbini dalam kitabnya menjelaskan : 

“Puasa setahun penuh di selain Hari Raya dan Hari Tasyriq hukumnya adalah makruh bagi orang yang merasa khawatir akan mengakibatkan bahaya atau terlewatkannya suatu hak dan disunnahkan bagi selainnya.” (Muhammad bin Ahmad Al-Khatib Asy-Syirbini, Mughni Al-Muhtaj Ila Ma’rifati Ma’ani Alfadz Al-Minhaj [Beirut: Dar Al-Kutub Ilmiyah], vol. 2, h. 185).

Namun jelas harus dipertimbangkan dengan kondisi fisik seseorang.

Niat Puasa Nabi Idris

Karena tidak ada lafadz niat khusus yang diajarkan, umat Islam bisa meniatkan puasa ini sebagaimana niat puasa sunnah umum. Misalnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

“Nawaitu shauma ghodin sunnatan lillahi ta’ala.”

Artinya:

Saya berniat puasa sunnah esok hari karena Allah Ta’ala.

Tata Cara Puasa Idris

Tata cara dari puasa sunnah ini sama dengan puasa lainnya, namun yang membedakan puasa ini dilakukan setahun penuh.

Namun ada hari dimana tidak diperbolehkan puasa.

Hal ini juga dijelaskan oleh Syekh Ibn Hajar Al-Haitami dalam Kitabnya.

“Dan disunnahkan berpuasa setahun penuh, kecuali di Hari Raya Idul Fitri dan Adha serta beberapa Hari Tasyrik bagi orang yang tidak khawatir terhadap suatu bahaya atau terlewatkannya sebuah hak… Yang dikehendaki dengan puasa setahun penuh di sini ialah seumur hidup. Bagi orang yang tidak khawatir terhadap suatu bahaya atau terlewatkannya sebuah hak, meskipun hak yang sunnah dan lebih unggul. Hal ini berdasarkan kutipan dari perkataan Imam Ibn Daqiq Al-‘Id, bahwa yang dikehendaki ialah terlewatkannya kemaslahatan yang unggul dan mengalahkan puasa, hal yang berhubungan dengan hak orang lain seperti halnya istri.” (Ahmad bin Muhammad bin Ali Ibn Hajar Al-Haitami dan Mahfudz bin Abdillah At-Turmusi, Al-Minhaj Al-Qawim Ma’a Hasyiyah At-Tarmasi [Jeddah: Dar Al-Minhaj], vol. 8, h. 815)

Perbandingan dengan Puasa Nabi Daud

Selain puasa Nabi Idris, umat Islam juga mengenal puasa Nabi Daud, yaitu berpuasa sehari dan berbuka sehari. 

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa puasa Nabi Daud adalah puasa yang paling utama di sisi Allah SWT.

Jika dibandingkan:

  • Puasa Nabi Idris : intensitas sangat tinggi, hampir setiap hari.
  • Puasa Nabi Daud : seimbang, sehari puasa dan sehari tidak.

Hikmah dari perbedaan ini adalah bahwa setiap nabi memiliki cara khusus dalam mendekatkan diri kepada Allah, dan umat Islam diberi pilihan puasa sunnah yang lebih ringan namun tetap penuh pahala.

Penutup

Puasa Nabi Idris adalah simbol dari ketekunan seorang hamba dalam beribadah.

Walau tidak diwajibkan bagi umat Islam, kisah ini memberi inspirasi agar kita lebih bersemangat dalam menjalankan puasa sunnah.

Jika ingin meneladani para nabi, cukup mulai dari puasa sunnah yang Rasulullah SAW anjurkan.

InsyaAllah, pahala dan manfaatnya sangat besar, baik bagi jiwa, raga, maupun kehidupan sosial kita.

Leave a Comment