Wudhu menjadi hal yang harus dilakukan oleh seseorang yang ingin melaksanakan ibadah sholat atau ibadah lainnya.
Dalam islam sendiri sudah diatur tata cara wudhu yang dilengkapi dengan syarat dan rukun wudhu.
Seseorang yang ingin melaksanakan wudhu agar sah harus melaksanakan hal-hal baik yang sunnah maupun rukunnya.
Selain itu, terdapat juga sunnah wudhu yang jika dilakukan menambah kesempurnaannya dan jika tidak maka tidak wudhunya tetap sah.
Lalu apa saja sunnah-sunnah dalam wudhu?
Simak artikel berikut ini.
1. Membaca Basmallah dan Ta’awudz
Seperti yang kita ketahui, membaca basmallah dan ta’awudz sebelum melakukan wudhu, itu hukumnya sunnah.
Artinya jika ditinggalkan wudhunya tetap dianggap sah, namun jika dilakukan akan menambah pahala dari wudhu seseorang tersebut.
Dalam hal ini mengutip dari berbagai sumber, salah satunya dalam kitab Busyra al-Kariim yang berbunyi :
وأقلها: بسم الله، وأكملها: بسم الله الرحمن الرحيم، ثم الحمد لله على الإسلام ونعمته، الحمد لله الذي جعل الماء طهوراً، والإسلام نوراً. زاد الغزالي: (رب أعوذ بك من همزات الشياطين، وأعوذ بك رب أن يحضرون) ويسن التعوذ قبلها، والشهادتان بعدها
Artinya :
“Paling sedikitnya basmallah (sebelum wudhu) adalah ‘bismillah’. Paling sempurna adalah ‘bismillahir rahmaanir rohim’, kemudian dengan doa ‘alhamdu lillahi ‘alal islaami wa ni’matihi, alhamdu lillahil ladzii ja’alal maa-a thohuuron wal islaama nuuro.’ Imam Ghazali menambahkan, ‘rabbi a’uudzubika min hamazaatisy syayatiin wa a’uudzu bika robbi ayyahdhuruun.’ Dan disunnahkan membaca ta’awudz sebelum membaca basmallah dan membaca dua syahadat setelah membaca basmallah”
2. Membasuh Kedua Telapak Tangan

Membasuh kedua telapak tangan menjadi kesunnahan lainnya.
Mengutip dari laman nu.or.id, menurut Imam Ghazali, dua telapak tangan inilah yang kemudian akan mengantarkan air suci ke anggota tubuh termasuk Wajah.
4. Berkumur

Menurut Imam Syafi’i, berkumur adalah meletakan air didalam mulut sebelum mencuci kedua lubang hidung saat wudhu.
Namun penerapan yang paling benar adalah ketika air yang seseorang masukan kemudian digerakkan dalam mulut itu menjadi hal yang paling sempurna.
إِذَا تَوَضَّأْتَ فَمَضْمِضْ
Artinya :
“Jika engkau berwudhu, maka berkumur-kumur lah” (HR Baihaqi, Abu Dawud dishahihkan Albani)
5. Insytinsyaq dan Istinsar (Menghirup dan Mengeluarkan Air dari Hidung)
Istinsyaq adalah sunnah wudhu yang mana menghirup air ke dalam hidung.
Istintsar adalah mengeluarkan air keluar hidung setelah menghirupnya.
Menurut Ulama Hanafiyah dan Malikiyah, istinsyaq disunnahkan menggunakan air dengan enam cidukan, tiga untuk berkumur dan tiga untuk istinsyaq.
Hal ini berdasar pada hadis yang diriwayatkan oleh Ali ra yang artinya ;
“Dia percha dipanggil untuk berwudhu, kemudian dia berkumur, istinsyaq, dan menciduk air dengan tangan kirinya. Dia melakukannya sebanyak tiga kali. Kemudian dia betrakta: Beginilah Nabi SAW bersuci.” (HR Ahmad dan Nasa’i)
6. Membasuh Seluruh Kepala

Seperti yang kita ketahui mengusap sebagian kepala menjadi suatu keharusan atau rukun dalam wudhu.
Membasuh kepala sendiri ada batasan-batasannya.
Menurut Syekh Said bin Muhammad Ba’syin menjelaskan tentang batasan-batasan membasuh kepala yaitu bagian depan rambut ubun-ubun, rambut pelipis samping adalah pundak, dan terakhir bagian belakang adalah tengkuk.
Adapun tata cara untuk membasuh seluruh kepala adalah dengan memulai dengan usapan dari bagian depan ke bagian belakang menggunakan jari telunjuk hingga sampai bertemu antar kedua jari tersebut.
Namun dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat dari beberapa ulama dunia.
Misalnya jika dari madzhab Hanafi dan Hanbali, mereka berpendapat bahwa mengasuh seluruh kepala itu wajib dilakukan.
Sedangkan menurut imam Syafi’i seperti kebanyakan umat muslim di Indonesia mengikutinya, tidak ada batasan tertentu.
Namun mengusap seluruh kepala menjadi sunnah, yang mana jika dilakukan tentu akan menambah kesempurnaan dalam wudhu seseorang.
7. Mengusap Telinga

Selain mengusap kepala, salah satu sunnah yang bisa dilakukan untuk menyempurnakan wudhu adalah dengan mengusap telinga.
Mengusap telinga disini adalah dengan mengusap seluruh bagian luar dan dalam telinga.
Untuk cara mengusap seluruh telinga ini dengan menggunakan jari telunjuk dan memasukan ke bagian dalam dengan mengikuti setiap lekukan dari telingannya.
Sedangkan bagian ibu jari digunakan untuk membasuh bagian luar telinga.
Baca Juga : Hikmah dan Manfaat Wudhu Mengutip dari Beberapa Hadis & Ayat Al-Qur’an
8. Menyela-nyela Jenggot yang Tebal, Jari-jari Tangan dan Kaki
Jenggot yang tebal disunnahkan untuk dibasuh dan di sela-selakan. Sedangkan untuk jenggot yang tipis wajib untuk menyela-nyelakan.
Hal ini berdasar pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah berikut :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَوَضَّأَ عَرَكَ عَارِضَيْهِ بَعْضَ الْعَرْكِ ثُمَّ شَبَكَ لِحْيَتَهُ بِأَصَابِعِهِ مِنْ تَحْتِهَا
Artinya:
“Rasulullah ﷺ apabila berwudhu selalu menggosok kedua jambangnya lalu menyela-nyela jenggotnya dengan jemarinya dari bawah.”
Sedangkan untuk menyela bagian jari tangan dan kaki berdasar pada hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi berikut :
إِذَا تَوَضَّأْتَ فَخَلِّلْ أَصَابِعَ يَدَيْكَ وَرِجْلَيْكَ
Artinya:
“Jika kamu berwudhu, sela-selalah jemari tangan dan kakimu.”
9. Mendahulukan yang Kanan daripada Bagian Kiri
Menurut Imam an-Nawawi, beliau mengatakan bahwa para ulama sepakat bahwa mendahulukan bagian tubuh kanan dari pada kiri adalah sunnah.
Karena jika seseorang mendahulukan bagian kiri saat berwudhu maka terluput darinya suatu yang afdal namun wudhunya tetap sah.
10. Membasuh Bagian Tubuh Sebanyak Tiga Kali
Mengutip dari buku Sunnah-Sunnah Rasulullah Sehari hari : Sunnah dan Rasulullah Keseharian yang ditulis oleh Abdullah Hamud al Furaih bahwa basuhan pertama adalah wajib, sementara kedua dan ketiga kalinya hukumnya sunnah.
11. Melafadzkan Niat Sunnah Wudhu
Melakukan niat wudhu juga berniat melakukan kesunahannya. Agar amal kesunahannya diterima Allah.
Hal ini juga berkaitan dengan perintah Nabi Muhammad SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dań Muslim yang artinya :
“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan.”
12. Bersiwak
Sunnah kedua sebelum membasuh wajah adalah dengan bersiwak atau membersihkan gigi. Hal ini disarankan sesuai dengan hadis berikut :
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوءٍ
Artinya :
“Seandainya tidak memberatkan umatku maka sungguh akan aku perintahkan untuk bersiwak setiap kali wudhu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
13. Berdoa Setelah Wudhu
Salah satu sunnah yang bisa dilakukan adalah dengan melafalkan doa setelah wudhu.
Ada dua versi doa wudhu baik yang panjang maupun yang pendek. Adapun doanya sebagai berikut :
Doa wudhu setelah wudhu versi panjang
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، سُبْحَانَك اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، عَمِلْت سُوءًا وَظَلَمْت نَفْسِي، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك، فَاغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِك الصَّالِحِينَ، وَاجْعَلْنِي صَبُورًا شَكُورًا، وَاجْعَلْنِي أَذْكُرُكَ ذِكْرًا كَثِيرًا، وَاُسَبِّحُكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Teks latin: Asyhadu an laa Ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuluhu, subhanaka allahumma wa bihamdika, asyhadu an laa Ilaha Illa anta, ‘amiltu suan wa dzolamtu nafsiy, astagfiruka wa atuubu ilaika, faghfir liy watub ‘alayya, innaka antat tawwabur rohiiymu. Allahummaj’alniy minattawabina, waj ‘alniy minal mutathohhiriyna, waj’alniy min ‘ibaadika sholihiyna, waj’alniy shobuuron syakuuron, waj’alniy adzkurka dzikron katsiron, wausabbihuka bukrotan waashiylan
Artinya: “Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan selain Allah, yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Maha suci Engkau ya Allah dengan segala puji untuk-Mu. Dan aku bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Aku telah berbuat kesalahan dan menganiaya pada diriku sendiri, karena itu aku mohon ampunan dari-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu. Ampunilah dosaku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Tuhan yang menerima taubat orang-orang yang bertaubat. Ya Allah jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang bertaubat. Jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang suci, golongan hamba-hamba-Mu yang baik, sabar dan selalu bersyukur. Dan jadikanlah aku orang yang selalu berdzikir dan ingat kepada-Mu dan bertasbih kepada-Mu di waktu pagi dan sore”
Doa wudhu setelah wudhu versi pendek
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِك الصَّالِحِين
Teks lati: Asyhadu an laa Ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuluhu. Allahummaj’alniy minattawabina, waj’alniy minal mutathohhiriyna, waj’alniy min ‘ibaadika sholihiyna
Artinya: “Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan selain Allah, yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang bertaubat. Dan Jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang suci, Dan Jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang shaleh”.