Kisah Mukjizat Nabi Muhammad Membelah Bulan

kisah nabi muhammad membelah bulan

Pernahkah Anda mendengar kisah Nabi Muhammad membelah bulan? Bagi sebagian orang, kisah ini sudah sangat familiar. 

Kejadian ini merupakan salah satu mukjizat luar biasa dari Nabi Muhammad.

Untuk itu, pada artikel kali ini, akan kita bahas terkait kisah nabi Muhammad membelah bulan dan bukti dalil dalam Al-Qur’an dan Hadist.

Bukti dalam Al-Qur’an dan Hadits

Bukti pertama yang bisa menjadi landasan tentang cerita ini terdapat dalam Surat Al-Qamar ayat 1 dan 2.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Saat (Hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah.” (QS. Al-Qamar: 1)

Ayat ini menjadi dalil kuat bahwa bulan benar-benar terbelah sebagai mukjizat Nabi Muhammad.

Melansir dari Tafsir Al-Ma’arif dari website tanwir menjelaskan jika peristiwa ini terjadi di Makkah yang mana terlihat bagian bulan di satu gunung dan bagian lain berada di gunung lain.

Tak hanya Al-Qur’an, hadits-hadits sahih juga menjelaskan secara detail peristiwa ini:

Dari Ṣaḥīḥ al-Bukhārī (4864): 

“Bulan terbelah menjadi dua bagian; satu di atas gunung, satu lagi di bawahnya. Nabi ﷺ bersabda: ‘Saksikanlah!’”

Dari Ṣaḥīḥ Muslim (2800):

“Penduduk Makkah meminta mukjizat, maka Nabi ﷺ membelah bulan. Mereka melihatnya, lalu bulan kembali menyatu.”

Selain itu, dalam hadist dari Anas bin Malik RA yang artinya : 

“Sesungguhnya, ahli Makkah pernah meminta kepada Rasulullah SAW supaya memperlihatkan satu tanda bukti kepada mereka. Kemudian, beliau memperlihatkan bulan yang terbelah dua hingga Gunung Hira dapat mereka lihat di antara kedua belahannya,” (HR Bukhari dan Muslim).

Kisah Lengkap Nabi Muhammad Membelah Bulan

Kisah lengkap Nabi Muhammad membelah bulan ini terdapat dalam kitab Durratun Nasihin.

Dimulai dari seorang raja penyembah berhala yang bernama Habib bin Malik yang berasal dari Syam yang menerima pesan dari Abu Jahal tentang agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Atas pesan tersebut, Habib bin Malik membawa 12 ribu pasukan ke Makkah, kemudian mengirim utusan untuk memberitahu kepada Abu Jahal bahwa telah sampai di perbatasan Makkah.

Nabi Muhammad ditemani oleh Siti Khadijah dan Abu Bakar Ash-Shiddiq memenuhi permintaan sang raja untuk bertemu.

Namun di sepanjang perjalanan Siti Khadijah menangis karena khawatir akan keselamatan Rasulullah.

Sesampainya di area pertemuan, Nabi Muhammad di persilahkan untuk duduk di kursi yang terbuat dari emas.

Ketika duduk, wajahnya memancarkan cahaya berkilau dan indah, membuat semua yang ada disana terpukau dengan pesonanya.

Pada saat yang sama Raja Habib bin Malik mempertanyakan atas mukjizat Nabi.

Kemudian Nabi Muhammad SAW mempersilahkan raja untuk menyampaikan permintaan.

Raja Habib bin Malik kemudian meminta Nabi Muhammad untuk menenggelamkan matahari yang sedang bersinar lalu menggantikannya dengan bulan.

Setelah itu, menurunkan bulan tersebut ke bumi dan dibelah menjadi dua bagian. Bulan yang dibelah itu dimasukan ke dalam lengan kanan dan kiri Nabi Muhammad.

Setelah itu, mengeluarkan kembali kedua belahan bulan dan menyatukannya lagi.

Bahkan sang raja juga meminta agar mengakui sebagai Rasul, setelah itu kembalikan bulan ke tempat semula.

Raja tersebut menyampaikan jika mampu melakukannya, Raja akan beriman dan mengakui kenabiannya.

Pada saat itu, Abu Jahal berada di tempat yang sama, merasakan kebahagiaan karena menyangka Nabi Muhammad tidak akan mampu untuk melakukannya.

Nabi Muhammad Berdoa di Gunung Abi Qubais

Atas permintaan sang raja, Nabi Muhammad kemudian berjalan ke gunung Abi Qubaisy selanjutnya melaksanakan sholat dua rakaat.

Gunung Abi Qubais berdekatan dengan Masjidil Haram, berada searah dengan Hajar Aswad dan Bukit Shafa.

Nabi Muhammad berdoa kepada Allah dengan menengadahkan kedua tangannya.

Tanpa diketahui oleh orang lain, 12 ribu Malaikat datang menyampaikan salam dari Allah SWT kepada Rasulullah.

Para Malaikat tersebut mengatakan bahwa mereka senantiasa bersama Rasulullah, dan bahwa Allah telah menetapkan keputusan-Nya sejak zaman azali.

Para Malaikat meminta Nabi untuk menemui sang raja dan membuktikan kerasulannya. Karena, Allah yang mengendalikan matahari dan bulan, serta mengganti siang dan malam.

Dikatakan pula, bahwa raja mempunyai putri cacat yang tidak punya kaki, tangan dan buta.

Allah menyembuhkan putri tersebut, bisa berjalan dan melihat.

Pada saat Nabi menemui raja, matahari akan tenggelam membuat suasana jadi remang-remang.

Usai berdoa, bulan terbit dengan cahaya yang terang. Seketika itu, bulan terbelah menjadi dua.

Dengan dua jarinya, Nabi Muhammad mengisyaratkan agar turun kepadanya.

Disertai dengan suara gemuruh, sekumpulan awan turut mengiringi turunya bulan ke arah beliau.

Saat berada di tangan Nabi, belahlah menjadi dua bagian, lalu di masukan ke lengan kanan dan kiri.

Kemudian selanjutnya, dikeluarkan potongan bulan itu dan menyatukan seperti semula.

Kejadian tersebut membuat orang-orang yang berada di sana atau yang menyaksikan takjub saat Nabi menggenggam bulan yang sedang bersinar.

Bersamaan dengan itu, bulan mengeluarkan suara Asyhadu Alla Ilaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.

Menyaksikan keajaiban tersebut, semua orang yang ada disana semakin tergunganc.

Pasalnya, yang mereka lihat bukanlah mimpi, tapi kenyataan. Raja menyadari bahwa tak mungkin dimiliki manusia walaupun lihai dalam ilmu sihir.

Hati raja yang masih membeku, ia memberikan syarat lain untuk menguji Rasulullah.

Namun selesai raja berbicara, Rasulullah berkata kepada sang raja bahwa Allah telah menyembuhkan dan menjadikan putrinya sosok wanita yang sempurna.

Pada saat itu, sang raja terkejut, karena tidak ada satupun orang yang mengetahuinya kecuali orang-orang terdekat di istana.

Mendengar yang dikatakan Nabi, Habib bin Malik bergembira dan mengajak penduduk Makkah untuk meninggalkan agama peninggalan leluhurnya.

Pada saat itu raja juga mengucapkan kalimat syahadat.

Namun Abu Jahal marah, sebab yang diperlihatkan nabi bagian dari sihir.

Saat Raja Habib Bin Malik pulang dan sampai di pintu istana, putri yang tadinya cacat dan sudah terlihat sempurna layaknya manusia normal, menyambutnya dengan mengucapkan kalimat syahadat.

Sang putri menceritakan, bahwa dirinya bermimpi bertemu laki-laki tampan mengabarkan bahwa ayahnya telah memeluk agama islam.

Jika ingin menjadi muslimah, anggota tubuhnya akan lengkap setelah mengucapkan syahadat.

Setelah mendengar cerita dari putrinya, raja kemudian sujud syukur kepada Allah atas kebesaran yang ditunjukan-Nya.

Penutup

Kisah Nabi Muhammad membelah bulan adalah salah satu mukjizat agung yang diabadikan dalam Al-Qur’an dan hadits. Mukjizat ini menjadi bukti nyata kenabian Rasulullah SAW.

Kini, giliran kita mengambil pelajaran: iman lahir dari hati yang ikhlas menerima kebenaran. 

Maka, jangan tunggu mukjizat baru untuk beriman. Mukjizat terbesar, Al-Qur’an, sudah ada di tangan kita.

“Mukjizat bulan terbelah telah berlalu, namun cahaya Al-Qur’an akan tetap abadi hingga akhir zaman.”

Daftar Pustaka : 

  1. https://kemanusiaan.org/kisah-nabi-muhammad-membelah-bulan/
  2. https://pcnusumenep.or.id/kisah-mukjizat-nabi-muhammad-membelah-bulan/
  3. https://alazharasysyarifsumut.sch.id/fenomena-terbelahnya-bulan-mukjizat-nyata-nabi-muhammad/

Leave a Comment