Dalam sejarah Islam, banyak nama besar yang dikenang sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW.
Namun, di antara mereka, ada satu sosok yang begitu menonjol karena ketegasan, keberanian, dan keadilannya. Dialah Umar bin Khattab.
Lalu mengapa Umar bin Khattab begitu terkenal? Bagaimana kisah hidupnya sejak lahir hingga wafat? Dan apa saja keteladanan yang bisa kita petik darinya?
Simak selengkapnya di artikel berikut ini.
Biografi Umar bin Khattab
Nama lengkap Umar adalah Umar bin al-Khattab bin Nufail al-Adawi.
Ia berasal dari Bani Adi, salah satu cabang dari suku Quraisy yang dihormati di Mekkah. Ayahnya bernama Al-Khattab bin Nufail, seorang yang tegas dan keras.
Sedangkan ibunya bernama Hantamah binti Hasyim, dari Bani Makhzum.
Umar bin Khattab lahir pada tahun 584 M. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang kuat, cerdas, dan pandai berbicara.
Sebelum masuk islam, beliau termasuk yang paling keras menentang Islam bahkan sempat ingin membunuh Nabi Muhammad.
Namun setelah masuk islam, justru Umar bin Khattab menjadi orang terdekat Nabi Muhammad dan pembela ajaran yang disebarkan.
Tidak heran jika ia dijuluki dengan berbagai gelar, salah satunya adalah “Al-Faruq”, yang artinya pembeda antara kebenaran dan kebatilan.
Julukan ini diberikan langsung oleh Nabi Muhammad, karena Umar dikenal tegas dalam menegakkan kebenaran.
Kisah Umar bin Khattab Masuk Islam
Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab adalah salah satu tokoh Quraisy yang paling keras menentang ajaran Nabi.
Ia bahkan pernah berniat membunuh Nabi Muhammad karena merasa ajaran Islam memecah belah masyarakat Mekkah dan ingin mempertahankan ajaran leluhurnya.
Namun, Allah menakdirkan jalan hidayah dengan cara yang indah.
Dalam perjalanannya hendak membunuh Nabi, Umar bertemu dengan sahabatnya yaitu Nu’aim bin Abdullah yang menasehatinya agar membatalkan niatnya, Nu’aim menyarankan Umar untuk mengunjungi Fatimah binti Khattab, sudah lebih dulu masuk Islam.
Dengan amarah yang membara, Umar mendatangi rumah adiknya. Namun, di sana ia mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an dari Surah Thaha yang dibacakan oleh Khabbab bin Al-Arat kepada Fatimah dan Said bin Zaid bin Amir..
Ayat-ayat itu mengetuk hatinya dengan lembut:
Seketika itu hati Umar luluh. Ia meminta untuk dipertemukan dengan Rasulullah. Saat bertemu, Umar menyatakan keislamannya dengan penuh keyakinan.
Sejak saat itu, Islam mendapat kekuatan baru. Kaum muslimin bisa berdakwah lebih terbuka, karena Umar dikenal pemberani dan disegani oleh kaum Quraisy.
Bahkan disebutkan jika Umar bin Khattab memasuki Ka’bah dan mendeklarasikan bahwa ia telah masuk islam yang membuat kaum Quraisy takut menantangnya.
Inilah salah satu momen paling penting dalam sejarah Islam, Islam menjadi lebih kuat dengan masuknya Umar bin Khattab.
Peran Umar bin Khattab dalam Islam
Setelah masuk Islam, Umar menjadi salah satu sahabat paling setia Nabi. Ia selalu berada di garis depan membela Islam, baik dalam peperangan maupun dalam penyebaran dakwah.
Umar bin Khattab terkenal karena:
- Keberaniannya: ia tidak pernah gentar menghadapi musuh Islam.
- Ketegasan nya: dikenal tidak kompromi terhadap kebatilan.
- Kecerdasannya: sering memberikan pendapat yang kemudian diakui sebagai bagian dari syariat.
Tidak hanya itu, Umar termasuk 10 sahabat yang dijamin masuk surga. Hal ini semakin menunjukkan kedudukannya yang tinggi di sisi Allah dan Rasul-Nya.
Kepemimpinan Umar bin Khattab Menjadi Khalifah
Setelah wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah kedua pada tahun 634 M.
Beliau memimpin selama 10 tahun lebih, hingga tahun 644 M. Masa kepemimpinannya dikenal sebagai masa keemasan Islam, karena banyak pencapaian besar yang diraih.
Beberapa kebijakan penting Umar bin Khattab:
1. Ekspansi wilayah Islam
di bawah kepemimpinannya, Islam meluas ke Persia, Syam, Mesir, dan sebagian besar Timur Tengah.
Hal ini juga menandai masa kejayaan islam.
2. Sistem pemerintahan modern
Umar membentuk lembaga peradilan, polisi, tentara tetap, hingga administrasi keuangan negara (baitul mal).
Selain itu juga dorongan untuk membuat berbagai wilayah yang terdiri dari provinsi dan menunjuk gubernur sebagai pemimpin.
3. Penetapan Kalender Hijriyah
Umar bin Khattab juga berperan dalam penetapan kalender Hijriyah
Sungguh, kepemimpinan Umar adalah teladan bagaimana seorang pemimpin hidup sederhana namun mampu menata negara dengan adil dan bijaksana.
Kisah Wafatnya Umar bin Khattab
Meski dikenal tegas dan berwibawa, ajal tetap menjemput sang khalifah agung. Umar bin Khattab meninggal karena ditikam oleh seorang budak Persia bernama Abu Lu’lu’ah al-Majusi.
Peristiwa itu terjadi saat beliau memimpin shalat Subuh di Masjid Nabawi.
Tusukan itu menyebabkan Umar terluka parah. Umar akhirnya wafat pada tahun 644 M.
Sebelum wafat, ia berwasiat agar dimakamkan di samping Nabi Muhammad dan sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Hingga kini, makam Umar bin Khattab berada di dalam kompleks Masjid Nabawi, Madinah.
Keteladanan Umar bin Khattab
Dari perjalanan hidupnya, ada banyak teladan yang bisa kita ambil dari Umar bin Khattab:
- Ketegasan dalam menegakkan kebenaran – beliau dijuluki Al-Faruq karena tidak ragu membedakan antara haq dan batil.
- Kesederhanaan dalam hidup – meski seorang khalifah, Umar hidup dengan sangat sederhana, bahkan sering tidur di tanah tanpa pengawal.
- Keadilan dalam hukum – Umar tidak membeda-bedakan antara rakyat biasa dan pejabat dalam hukum. Semua sama di hadapan Allah.
- Keberanian dalam kepemimpinan – Umar berani mengambil keputusan besar untuk kemaslahatan umat.
- Kecintaan kepada rakyat – beliau sering turun langsung memeriksa kondisi rakyat, bahkan memikul gandum untuk memberi makan keluarga miskin.
Penutup
Mengenal Umar bin Khattab bukan hanya sekadar memahami sejarah, melainkan juga belajar bagaimana menerapkan nilai-nilai kehidupan dalam keseharian.
Umar mengajarkan kita arti keberanian, keadilan, kesederhanaan, dan kepemimpinan yang penuh tanggung jawab.
Mari kita jadikan kisah Umar bin Khattab sebagai inspirasi, agar kita bisa menjadi pribadi yang kuat dalam iman, adil dalam sikap, dan rendah hati dalam kehidupan.