Amal Jariyah adalah konsep penting dalam Islam yang mengajarkan bahwa sebagian amal baik yang dilakukan oleh seseorang dapat terus memberikan manfaat bahkan setelah kematian mereka.
Dengan kata lain dalam islam terdapat amalan yang tidak terputus walaupun dengan kematian.
Amalan-amalan ini bisa jadi salah satu investasi jangka panjang bagi siapa saja yang mengerjakan dan mengimplementasikannya.
Amal jariyah sendiri berasal dari dua kata yaitu amal (perbuatan) dan jariyah (mengalir), yang kalau diartikan amal yang pahalanya terus mengalir sampai kapanpun dan tidak terhapus bahkan dengan kematian.
Pada artikel ini akan kita bahas tentang amal jariyah atau amalan yang tidak terputus. Simak sampai selesai.
Pengertian Amal Jariyah
Dalam islam sangat dianjurkan kepada umatnya untuk selalu berbuat baik dengan siapapun, bukan hanya kepada manusia melainkan dengan makhluk lain misalnya hewan dan binatang.
Seperti yang sudah dibahas pada pembukaan artikel ini, amal jariyah merupakan salah satu konsep amalan yang pahalanya tidak akan terputus layaknya sungai yang airnya terus mengalir kepada yang melakukan.
Pahala dari amal jariyah akan terus didapatkan oleh seseorang yang melakukannya, bahkan sampai seseorang tersebut meninggal dunia.
Seperti hadis yang di riwayatkan oleh Imam Muslim di bawah ini bahwa Rasulullah SAW memberikan penekanan besar pada pentingnya amal jariyah.
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya :
“Jika anak Adam meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Selain itu ada hadis lain tentang amal jariyah untuk dijadikan pedoman atau contoh amalan apa saja yang bisa dilakukan agar mendapatkan pahala jariyah.
عَنْ أَنَسٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ : سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
Artinya : ”Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya (yaitu) : Orang yang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanamkan kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal.”
3 Amalan Jariyah yang Tidak Terputus
Dari salah hadis diatas, bahwa ada beberapa amalan yang tidak akan pernah terputus dan mengalir terus yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakannya. Lalu bagaimana mengimplementasikan amal-amal tersebut? Simak berikut ini.
1. Sedekah Jariyah
Sedekah jariyah sendiri merupakan salah satu amalan yang bisa dikerjakan untuk mendapatkan pahala jariyah atau pahala yang akan mengalir terus.
Contoh dari sedekah jariyah adalah wakaf, yang mana harta yang disedekahkan tidak akan hilang dan bertahan lama.
Misalnya mewakafkan rumah untuk dijadikan pondok pesantren. Selama bangunan itu masih digunakan untuk kegiatan mengaji, maka ada pahala dari kegiatan tersebut untuk seseorang yang mewakafkan hartanya.
2. Ilmu yang Bermanfaat
Ilmu yang bermanfaat adala ilmu yang diajarkan kepada seseorang dan orang tersebut mengamalkan ilmu tersebut.
Contohnya ada seorang ustad yang mengajarkan santrinya tentag huruf hijaiyah, kemudian santri bisa membaca Al-Qur’an dengan lancar maka itu termasuk dari ilmu yang bermanfaat.
Pahala seorang santri tersebut akan sampai kepada orang yang mengajarkannya huruf hijaiyah.
Seperti hadis berikut ini
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا – رواه مسلم
Artinya :
Sesungguhnya Rasul Allah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk (kebajikan), maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun”. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim)
3. Doa Anak Sholeh/Sholehah
Anak adalah titipan untuk orang tua dari Allah untuk dididik menjadi pribadi yang baik dan taat beribadah.
Seorang anak yang selalu mendoakan orang tuanya aakn menjadi anak yang berbakti dan doanya akan sampai kepada orang tuanya.
Contoh Kegiatan Amalan yang Tidak Pernah Terputus dari Para Sahabat
1. Wakaf Sumur Utsman bin Affan
Amalan yang tidak terputus pernah dilakukan oleh sahabat Utsman bin Affan dimana beliau pernah mewakafkan sumur untuk digunakan warga saat mengalami kekeringan. Sumur ini sampai saat ini masih ada dan masih digunakan.
Dahulu, sumur ini merupakan milik yahudi yang biasa dikenal dengan nama sumur Raumah.
Pada saat itu, warga tidak mendapatkan air karena sedang berada pada masa paceklik dan kekringan yang luar biasa.
Hanya sumur Raumah yang masih mengeluarkan air.
Pada akhirnya sumur itu ingin dibeli oleh Utsman bin Affan dengan harga tinggi, namun belum ada kesepakatan. Dan pada akhirnya terjadi kesepakatan untuk digunakan secara bergantian.
2. Wakaf Sahabat Abu Thalhah
Contoh kedua dari sahabat yang mewakafkan hartanya adalah Sahabat Abu Thalhah. Beliau mewakafkan kebun Bairahu miliknya agar digunakan untuk kesejahteraan umat.
Wakaf dari Abu Thalhah ini dilandasi karena kecintaan kepada Nabi Muhammad dan Allah SWT.
Beliau mewakafkan kebun yang sangat dicintainya setelah mendengar surat Ali Imran ayat 92 yang artinya :
“Kamu sekali–kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”.
Kesimpulannya, amal jariyah adalah cara yang sangat baik untuk mendekatkan diri kepada Allah, memberikan manfaat kepada masyarakat, dan memastikan bahwa bekas tangan kita tetap tercetak dalam jejak kebaikan bahkan setelah kita meninggal.
Dengan melibatkan diri dalam amalan-amalan jariyah, kita dapat menciptakan perubahan positif dalam masyarakat dan meninggalkan warisan kebaikan yang selalu bisa dirasakan oleh anak cucu.
Semoga artikel ini memberi inspirasi dan pemahaman lebih dalam tentang keindahan dan keberkahan amal jariyah dalam Islam.