Tidak hanya rukun, syarat, dan perbuatan yang membatalkan shalat yang perlu diketahui. Seorang muslim juga perlu mengetahui perbuatan yang disunahkan pada saat melakukan sholat.
Mengetauhui kesunahan tersebut bertujuan agar orang yang shalat dapat mnegatahui apakah perkara yang ia kerjakan termasuk wajib atau sunnah shalat yang akan berkonsekuensi pada sah atau tidaknya jika dilakukan atau ditinggalkan.
Apa itu Sunah Shalat
Sunah Shalat adalah suatu perbuatan hukumnya sunah yang dilakukan sebelum shalat, saat melakukan shalat, ataupun sesudah shalat. Dan perbuatan-perbuatan tersebut jika ditinggalkan tidak menyebabkan batalnya shalat seseorang, karena bukan termasuk rukun sholat.
Sunnah sebelum dan sesudah shalat merupakan suatu perbuat sunnah yang dilakukan diluar pelaksanaan sholat.
Adapun termasuk kesunahan sebelum mendirikan shalat Adzan dan Iqamah. Dan kesunahan sesudah shalat adalah membaca dzikir setelah shalat.
Sunah Saat Shalat
Adalah perbuatan yang disunahkan pada saat melakukan shalat. Para ulama khususnya dalam Madzhab Syafi’i membagi sunnah saat shalat menjadi 2 bagian yaitu: Sunnah Ab’adh dan Sunnag Haiat. Berikut ini penjelasan tentang Sunnah Ab’ad dalam shalat.
Apa itu Sunnah Ab’ad.
Sunnah Ab’ad adalah sunnah yang apabila ditinggalkan secara sengaja maupun karena lupa, disunahkan untuk diganti dengan melakukan sujud sahwi sebelum salam. Sujud Sahwi ini hukumnya adalah sunnah juga.
Jadi jika seseorang tidak mengerjakan sunah tersebut, shalat tetap akan sah. Akan tetapi, sebaiknya untuk menggantinya dengan sujud Sahwi.
Perbuatan Sunnah Ab’ad Dalam Shalat
Al-Habib Hasan bin Ahmad al-Kaff dalam kitab at-Taqrirat as-Sadidah menyebutkan sunnah ab’ad ada 3 yaitu tasyahud awwal, qunut, dan shalawat kepada keluarga Nabi Muhammad SAW di tasyahud akhir.
1. Tasyahud Awwal
Duduk tasyahud awal dan membaca doa tasyahud awal termasuk sunnah bad’ad dalam shalat yang dilakukan setelah sujud kedua pada rakaat kedua di shalat dengan jumlah 3 rakaat atau 4 rakaat.
Caranya dengan menegakkan kaki kanan dengan melipat jari-jari kaki kanan yang dihadapkan ke arah kiblat. Serta meletakkan kaki kiri menempel dengan tempat shalat kemudian menduduki kaki kiri tersebut. Dan melatakkan kedua telapak tangan ujung paha dekat dengan lutut kaki. Duduk dengan posisi ini diesebu dengan duduk iftirasy.
Setelah dalam posisi duduk iftirasy kemudian membaca doa tasyahud awwal sebagai berikut:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ, اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
Teks latin: Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu’alaina wa’alaa ibaadillaahishaalihiin. Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammad Rasuulullaah. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad.
Artinya: “Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah. Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad
2. Qunut
Disunahkan membaca doa qunut pada saat I’tidal di shalat subuh dan shalat witir pertengahan akhir bulan ramadhan yang di mulai dari malam ke 16 Ramadhan.
Disunahkan pada saat qunut, mengangkat kedua tangan dan telapak tangan dihadapkan ke arah langit. Dan makruh mengusapkan telapak tangan ke muka usia qunut.
Bacaan doa qunut sebagai berikut:
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Tekh latin: Allahummahdini fî man hadait, wa ‘aafini fî man ‘aafait, wa tawallanii fii man tawallait, wa baariklii fii maa a‘thait, wa qinii syarra maa qadhait, fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa ‘alaik, wa innahuu laa yazillu man waalait, wa laa ya‘izzu man ‘aadait, tabaarakta rabbanaa wa ta‘aalait, fa lakal hamdu a’laa maa qadhait, wa astagfiruka wa ataabu ilaik, wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Artinya: “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya”.
3. Membaca Sholawat Kepada Keluarga Rasulullah SAW pada Tasyahud Akhir
Setelah membaca doa tasyahud akhir dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, disunnahkan langsung diikuti dengan membaca shalawat kepada keluarga Nabi Muhammad SAW. Bacaaannya sebagai berikut:
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Teks latin: Wa’alaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa shallaita ‘alaa sayyidinaa ibraahiima wa’alaa aali sayyidinaa ibrahiima, wabaarik ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa baarakta ‘alaa sayyidinaa ’alaa sayyidinaa ibraahima wa ‘alaa aali sayyidina ibraahima, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid.
Artinya: “Dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung”.
Demikian tadi keterangan tentang Sunnah Ab’ad dalam shalat. Semoga Bermanfaat, Wallahu a’lam.