6 Macam Puasa Wajib Dalam Islam Yang Perlu Diketahui

10 Macam Puasa Wajib

Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang tentu sudah kita ketahui hukumnya wajib dilakukan oleh setiap muslim dan muslimah selama bulan ramadhan. Namun, ternyata ada 6 macam puasa wajib selain puasa ramadhan. Simak penjelasan berikut! 

Puasa adalah ibadah yang dilakukan mulai dari terbitnya fajar shodiq sampai masuknya waktu maghrib yaitu terbenamnya matahari. Waktu puasa ini berlaku untuk berbagai jenis puasa, baik puasa wajib maupun sunnah. 

Sebelum membahas tentang macam-macam puasa wajib, mari kita ketahui apa sih hukum wajib itu dan apa sih puasa wajib itu? 

Apa itu Wajib? 

Wajib adalah suatu perbuatan yang jika dilaksanakan mendapat pahala, namun jika ditinggalkan mendapatkan dosa.  

Contoh dari ibadah yang hukumnya wajib antara lain: puasa ramdhan, shalat 5 waktu, membayar zakat, dan ibadah haji bagi yang mampu. 

Apakah ada perbedaan dengan fardhu?. Dalam Madzhab Syafi’i tidak ada perbedaan antara wajib dengan fardhu, artinya kedua kata tersebut bermakna sama saja. 

Apa Itu Puasa Wajib? 

Stelah kita memahami apa itu hukum wajib yang ada dalam agama kita ini, dapat kita ketahui apa itu puasa wajib. 

Puasa Wajib adalah puasa yang hukumnya wajib, jika dilaksanakan akan mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan akan mendapatkan dosa. 

6 Macam Puasa Wajib 

Termasuk suatu hal yang penting untuk kita ketahui sebagai orang islam adalah mengetahui puasa wajib yang dalam agama islam, selain puasa ramadhan. 

Dalam kitab at-Taqrirat as-Sadidah fi al-Masail al-Mufidah, Habib Hasan bin Ahmad al-Kaff menyebutkan 6 macam puasa wajib. 

Puasa-puasa tersebut adalah Puasa Ramadhan, Puasa Qodho`, Puasa Kafarat, Puasa pada haji dan umrah sebagai ganti penyembelihan hewan untuk kafarat, Puasa shalat istisqa’ apabila diperintahkan hakim, dan Puasa Nazar. 

1. Puasa Ramadhan 

Puasa Ramadhan adalah puasa yang dilakukan 1 bulan penuh selama bulan ramadhan oleh setiap muslim dan muslimah yang sudah memenuhi syarat wajib puasa. 

Puasa ini termasuk rukun islam, mau tidak mau jika sudah masuk bulan ramdhan setiap muslim dan muslimah wajib menunaikannya selama satu bulan penuh. Perintah puasa ini terdapat dalam Al-Qur`an Surat Al-Baqarah ayat 183. 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” . (QS. Al-Baqarah: 183) 

Dan jika seseorang tidak melaksanakannya karena adanya suatu udzur syar’i, maka harus mengqodho`nya di hari selain bulan ramadhan. 

2. Puasa Qodho` 

Arti dari Qodho` sendiri adalah melakukan suatu ibadah setelah dan diluar waktu yang telah ditentukan syariat islam.  

Jadi Puasa Qodho` adalah melaksanakan puasa di hari setelah bulan ramadhan karena adanya halangan ataupun udzur sehingga tidak bisa menunaikan puasa di bulan ramadhan. 

Perintah untuk melaksanakannya terdapat dalam Al-Qur`an: 

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ  فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ 

Artinya : Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 184) 

3. Puasa Kafarat 

Puasa Kafarat adalah puasa yang harus dilaksanakan untuk membayar kafarat dan tidak bisa membayar kafarat dengan kewajiban sebelumnya. Seperti kafarat bersenggama di bulan ramadhan, kafarat  dzihar. 

Kafarat bersenggama di bulan ramadhan sama dengan kafarat dzihar, yaitu kafarat dengan urutan tidak boleh berpindah ke yang lain kecuali tidak mampu. 

Kafarat tersebut adalah memerdekakan hamba sahaya perempuan mukmin, jika tidak mampu berpuasa selama 2 bulan berturut, jika tidak mampu maka memberi makan 60 orang fakir miskin masing-masing 1 mud atau setara dengan 0,6 KG. 

Sebagai contoh, jika seseorang melakukan bersenggama di siang hari ramadhan saat puasa, maka seorang laki-laki wajib membayar kafarat dengan memerdekaan budak perempuan mukmin, dan jika tidak bisa maka wajib baginya puasa 2 bulan berturut-turut. 

Adapun masih tidak mampu melaksanakan puasa, maka wajib melaksanakan memberi makan fakir miskin. 

Perintah untuk membayar kafarat ketiak bersenggama di siang hari ramadhan saat puasa adalah dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. 

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكْتُ قَالَ مَا لَكَ قَالَ وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِي وَأَنَا صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا قَالَ لَا قَالَ فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصوم شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ قَالَ لَا فَقَالَ فَهَلْ تَجِدُ إِطْعَامَ سِتِّينَ مِسْكِينًا قَالَ لَا قَالَ فَمَكَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَيْنَا نَحْنُ عَلَى ذَلِكَ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَقٍ فِيهَا تَمْرٌ وَالْعَرَقُ الْمِكْتَلُ قَالَ أَيْنَ السَّائِلُ فَقَالَ أَنَا قَالَ خُذْهَا فَتَصَدَّقْ بِهِ فَقَالَ الرَّجُلُ أَعَلَى أَفْقَرَ مِنِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ فَوَاللَّهِ مَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا يُرِيدُ الْحَرَّتَيْنِ أَهْلُ بَيْتٍ أَفْقَرُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ ثُمَّ قَالَ أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ 

Artinya: Bahwa Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata: “Ketika kami sedang duduk bermajelis bersama Nabi ﷺ, tiba-tiba datang seorang laki-laki seraya berkata, “Wahai Rasulullah, celakalah diriku.” Lantas beliau bertanya, “Ada apa denganmu?” Orang itu menjawab, “Aku telah menggauli istriku, sementara aku sedang berpuasa.” Maka Rasulullah ﷺ bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki budak untuk kau bebaskan?” Orang itu menjawab, “Tidak.” Lalu beliau bertanya lagi, “Apakah engkau sanggup bila harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut?” Orang itu menjawab, “Tidak.” Lalu beliau bertanya lagi, “Apakah engkaumemiliki makanan untuk diberikan kepada enam puluh orang miskin?” Orang itu menjawab, “Tidak.” Sejenak Nabi ﷺ terdiam. Ketika kami masih bermajelis, Nabi ﷺ diberikan satu keranjang berisikan kurma, lalu beliau bertanya, “Mana orang yang bertanya tadi?” Orang itu menjawab, “Aku.” Kemudian beliau bersabda, “Ambillah kurma ini, lalu bersedekahlah dengannya.” Orang itu berkata, “Apakah ada orang yang lebih fakir dariku, wahai Rasulullah. Demi Allah, tidak ada satupun keluarga yang tinggal di antara dua perbatasan itu -yang ia maksud adalah dua lembah- yang lebih fakir daripada keluargaku.” Mendengar hal itu Nabi ﷺ lantas tertawa hingga terlihat gigi taringnya. Kemudian beliau bersabda, “Kalau begitu, berilah makan keluargamu dengan kurma ini”. (HR. Bukhari dan Muslim) 

4. Puasa Saat Haji Dan Umrah Sebagai Ganti dari Menyembelih Hewan Untuk Fidyah 

Ini adalah puasa yang wajib dilakukan jika seseorang melanggar larangan-larang yang harus dihindari pada saat melaksanakan ritual ibadah haji. Dan menebusnya larangan tersebut mampunya dengan berpuasa. 

Salah satu contoh dan dalil puasa tersebut ada dalam Al-Qur`an Surat Al-Baqarah Ayat 196: 

… وَلَا تَحْلِقُوا۟ رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ ٱلْهَدْىُ مَحِلَّهُۥ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ بِهِۦٓ أَذًى مِّن رَّأْسِهِۦ فَفِدْيَةٌ مِّن صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ … 

Arrtinya: “…. dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban …”. (QS. Al-Baqarah: 196) 

Ayat diatas menunjukkan bahwa seseorang yang orang melanggar larangan haji diwajibkan untuk berfidyah dengan memilih berpuasa atau bersedekah atau berkurban. 

5. Puasa Shalat Istisqo` Jika Hakim Memerintahkan 

Puasa ini dilaksanakan 3 hari sebelum hari dilaksanakannya sholat istisqo`, adapun hukum puasa sebelum melaksanakan sholat ini hukumnya adalah sunnah dan hakim disunnahkan memerintahkan puasa. 

Namun, apabila hakim memerintahkan untuk berpuasa, maka hukumnya menjadi wajib. 

6. Puasa Nazar 

Nazar sendiri bahasa berarti bersumpah, dan secara istilah adalah sumpah untuk kebaikan. 

Dan dalam pandangan ulama fiqih, nazar adalah kesanggupan untuk melaksanakan ibadah yang bukan wajib, baik secara mutlak ataupun dikaitkan dengan sesuatu. 

Puasa nazar merupakan puasa yang dilakukan oleh seseorang karena berjanji mau berpuasa. karena telah berjanji untuk melaksanakan puasa maka hukum pelaksanaannya menajdi wajib. 

Dan perintah untuk melakukan apa yang telah menjadi nazarnya, ada dalam Al-Qur`an. 

يُوفُونَ بِٱلنَّذۡرِ وَيَخَافُونَ يَوۡمٗا كَانَ شَرُّهُۥ مُسۡتَطِيرٗا 

Artinya: “Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana” (QS. Al-Insaan : 7) 

Demikian tadi keterangan tentang puasa wajib dan 6 macam puasa wajib. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan tentang agama islam kita. Wallahu a’alm 

 

Referensi: 
1. Kitab at-Taqrirat as-Sadidah fi al-Masail al-Mufidah, Habib Hasan bin Ahmad al-Kaff 
2. Al-Fiqh al-Manhajiy, Syekh Dr. Musthofa al-Khan 
3. Kitab al-Hukmu asy-Syar’i, Syekh Hamdi Subh Thaha 

Leave a Comment