Rukun Puasa dan Penjelasan Serta Tata Cara Puasa Lengkap

Rukun Puasa Dan Penjelasannya

Puasa adalah perbuatan menahan diri dari makan dan minum atau hal lain yang dapat membatalkan mulai terbit fajar hingga masuk waktu maghrib. Agar puasanya sah, seseorag harus menunaikan rukun-rukun puasa. Berikut ini rukun puasa dan penjelasannya.

Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari 5 rukun islam yang wajib ditunaikan oleh setiap pemeluk agama islam setahun sekali selama satu bulan penuh. Sebagaimana perintah puasa dalam Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 183.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” . (QS. Al-Baqarah: 183)

Apa Itu Rukun Puasa?

Sebelum masuk pada pembahasan rukun-rukun puasa, mari kita ketahui dahulu tentang apa yang dimaksud dengan rukun puasa dan apa hukumnya dalam pelaksanaan puasa.

Rukun puasa adalah sesuatu yang harus dikerjakan pada saat melaksanakan puasa, apabila ditinggalkan salah satunya maka puasanya tidak sah.

Berarti, jika kita tidak melakukan salah satu saja perbuatan yang menjadi rukun puasa atau melakukannya tetapi tidak sesuai dengan ketentuan syariat islam maka puasa menjadi tidak sah.

Rukun Puasa

Sebagaimana ibadah lainnya, puasa juga memiliki rukun-rukun yang harus terpenuhi ketika melaksanakan. Rukun puasa wajib dengan rukun puasa sunnah, tidak ada perberbedaan. Hanya saja, terdapat sedikit perbedaan ketentuan dalam pelaksaan rukunnya. Berikut penjelasannya.

Dalam kitab al-Fiqh al-Manhaji karya Syekh Musthafa al-Khan, disebutkan bahwa rukun puasa ada 2 yaitu:

  1. niat
  2. menahan diri dari hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai maghrib.

Niat

Rukun puasa yang pertama adalah niat dalam hati. Niat dalam hati hukumnya wajib, Sedangkan melafadzkan niat hukumnya adalah sunnah.

Adapun dalam melakukann niat puasa ramadhan, ada 3 syarat yang harus dipenuhi. Yaitu:

1. Malam hari

Niat puasa wajib baik itu puasa ramadhan ataupun puasa nadzar, wajib dilakukan dimalam hari. Dan tidak boleh lupa, jika lupa niat dimalam hari maka puasa tidak sah.

Waktunya adalah mulai dari terbenamnya matahari atau masuk waktu sholat maghrib sampai sebelum terbit fajar atau sebelum masuk waktu shalat subuh.

Berbeda dengan niat puasa sunnah, jika lupa berniat dimalam hari, boleh dilakukan sebelum tergelincirnya matahari atau masuk waktu shalat dzuhur.

2. Menentukan niat

Wajib hukumnya bagi seorang yang berniat melakukan puasa ramadhan, dalam hatinya juga menyertakan bahwa hari esok ia akan melakukan puasa ramadhan.

Tidak boleh hanya dengan berniat puasa saja tanpa menentukan puasa apa yang diniatkan yaitu puasa ramadhan.

Hal ini tidak wajib dalam melakukan niat puasa sunnah, karena dalam puasa sunnah tidak disyaratkan untuk menentukan niat. Makanya boleh berniat puasa sunnah muthlak.

3. Pengulangan

Yaitu berniat puasa disetiap malam selama bulan ramadhan. Dalam Madzhab Syafi’i, tidak mencukupi satu niat untuk satu bulan penuh. Berbeda dengan Madzhab Imam Malik yang mencukupkan untuk berniat dimalam awal bulan ramadhan.

Lafadz niat puasa ramadhan disetiap malam

‎ نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Teks latin: nawaitu shouma ghadin ‘an adaa’i fardhi syahri Ramadhoni hadzihis sanati lillahi ta‘ala

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala”.

Lafadz niat puasa ramadhan sebulan penuh mengikuti Madzhab Imam Malik

‎نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Teks latin: nawaitu shouma jamii’i syahri romadhoni hadzihis sanati taqlidan lil imam malik Fadhon lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Taala”.

Niat sebulan penuh ini disarikan dari dawuh KH. Idris Marzuqi, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

Menahan Diri Dari Hal Yang Membatalkan Puasa

Menahan diri dari suatu perkara yang dapat membatalkan puasa adalah rukun puasa yang kedua. Artinya, segala hal tersebut tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang berpuasa baik itu puasa wajib maupun sunnah. Jika melakukannya, maka puasanya tidak sah.

Apa saja perbuatan yang dapat membatalkan puasa?

Perbuatan yang harus dihindari ketika berpuasa adalah sebagai berikut. Imam al-Qadhi Abu Syuja’ dalam kitab Matan Ghayah wa Taqrib, menyebutkan ada sepuluh perkara yang dapat membatalkan puasa, yaitu:

  1. Masuknya sesuatu pada lubang badan dengan sengaja
  2. Masuknya sesuatu pada lubang kepala dengan sengaja
  3. Memasukkan (Menyuntikkan) obat melalui lubang qubul atau dubur
  4. Muntah dengan sengaja
  5. Bersenggama dengan sengaja
  6. Mengeluarkan mani
  7. Haid
  8. Nifas
  9. Gila
  10. Murtad

Demikian dari rukun puasa dan penjelasannya, semoga dapat menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Wallahu a’lam.

Referensi:
1. Kitab Matan Ghayah wa Taqrib, Imam Abu Syuja’
2. Kitab at-Taqrirat as-Sadidah fi al-Masail al-Mufidah, Habib Hasan bin Ahmad al-Kaff.
3. Kitab al-Fiqh al-Manhaji, Syekh Musthafa al-Khan.

Leave a Comment